Skip to main content

Posts

Featured

thoughts about grief

Sampai hari ini saya masih tidak yakin apakah saya bisa menghadapi kedukaan jika ada salah satu dari keluarga inti saya berpulang. Terutama jika yang berpulang sebelum saya adalah ibu.   Sungguh saya tidak yakin... Kurang lebih setengah tahun yang lalu, saya mencoba mempelajari bagaimana cara orang-orang di sekitar jangkauan sosial media saya memperlihatkan proses mereka dalam belajar untuk menerima kedukaan dan berjalan maju kembali melanjutkan kehidupan.  Beberapa dari mereka terbantu dengan kegiatan, terapi dan juga bacaan tertentu yang membantu mereka memetakan rasa sakit dan membantu memahami sisi baik dari sebuah kepulangan seorang hamba. Yang biasa dihighlights rata-rata mengenai aspek kemelekatan, yakni bahwasanya kita tidaklah pernah betul-betul memiliki diri kita sendiri apalagi orang lain. Untuk itulah kedukaan berkepanjangan dan terlalu mendalam tidaklah benar-benar patut. Yang sampai saat ini melekat di kepala saya adalah proses mencerna duka dari salah satu orang di list

Latest Posts

Menghisab diri sendiri

Can I be a Storyteller (?)

Menyongsong Ramadan (TW!! Suicd)

Muara

Pertama